Kabarkendarinews.com, KENDARI – Masyarakat Kota Kendari Sulawesi Tenggara kembali mengalami kelangkaan Bahan Bakar Minyak Jenis Pertalite dan Solar.
Penyebab kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Jenis Pertalite dan Solar, Sepertinya bukan karena berkurangnya Stok dari Pertamina. Namun, mungkin saja akibat masalah lain yang terjadi di internal SPBU itu sendiri. Meskipun hal ini belum di tanggapi Pemerintah maupun Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Tenggara
Sementara yang diketahui, Suplai Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan Solar dari Induk PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Tenggara ke setiap SPBU yang ada di Kota Kendari cukup tersedia dengan Kuota yang seperti di hari hari biasanya. Akan tetapi, pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Induk PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Tenggara ke setiap SPBU, Nampaknya. masih banyak Masyarakat yang tidak kebagian bahkan sulit untuk mendapatkan BBM Jenis Pertalite dan Solar tersebut.
Hal ini di tandai dengan Antrian panjang kendaraan roda dua dan empat yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU). kalaupun dapat mereka harus rela mengantri berjam – jam agar bisa mendapatkan BBM tersebut.
Sulitnya Masyarakat Kota kendari untuk mendapatkan BBM tersebut masih menjadi tanda tanya besar?.
Ironisnya, BBM sulit di dapat di SPBU, namun mudah di dapat dipinggir jalan bahkan didekat SPBU itu sendiri bisa ditemukan dengan mudah Namun dijual dengan harga yang ditawarkan jauh lebih mahal dari harga SPBU.
Menyikapi hal itu, adanya kelangkaan BBM di Kota Kendari Sulawesi Tenggara, Koalisi Aktivis Mahasiswa Pemuda dan Ormas (KOMPAS -Sultra) menggeruduk salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang beralamat di jalan Poros Lepo – Lepo, Wua – wua Kota kendari Dimana SPBU tersebut terindikasi adanya dugaan penyalahgunaan BBM.
Dalam orasinya Aldi Lamoito, memperingatkan pihak SPBU agar tidak main main dengan peringatan yang di layangkan pihak KOMPAS serta tidak terlena dengan permainan – permainan kotor yang biasa di mainkan oleh pihak SPBU yang mana hal tersebut dapat berakibat fatal dan tentunya akan berurusan dengan hukum bila hal yang di maksud benar terjadi.
Peringatan yang di layangkan KOMPAS menyusul adanya sejumlah aduan bahwa pihak SPBU Wulele diduga telah melakukan Monopoli dalam menyalurkan BBM Jenis Solar Subsidi dan Pertalite. Monopoli yang di maksud adalah dengan adanya penganturan nomor antrian. Selain itu, adanya dugaan penimbunan bahan bakar Minyak (BBM) Jenis Solar subsidi dan Pertalite.
Dugaan penimbunan ini terkuak karena pihak SPBU disinyalir melakukan kerjasama dengan sejumlah pengetap dengan modus berupura – pura melakukan pengisian berkali – kali, Selain itu ada setingan waktu pengisian yang telah di atur waktu pengisianya.
Sehingga, tidak heran. pihak KOMPAS menduga penyebab Antrian panjang kendaraan roda dua dan empat yang terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) salah satu penyebanya adalah tidak tersalurnya BBM ini dengan tepat”ujarnya. Jumat (20/09/24)
” Seharusnya BBM bersubsidi ini tepat sasaran yang seharusnya diberikan kepada masyarakat yang berhak, bukan untuk pelaku bisnis” sebut Aldi
Belum lagi, lanjut Kata Aldi. SPBU Wulele diduga tidak mengantongi Izin ANDALALIN, oleh karenanya hal ini juga menjadi salah satu penyebab Antrian panjang kendaraan roda dua dan empat yang sering menyebakan macet, Karena tidak adanya pengaturan arus lalu lintas di SPBU tersebut yang mana kami ketahui ANDALALIN ini sifatnya wajib bagi setiap pelaku usaha,” katanya.
Adapun Tuntutan Massa Aksi Sbb :
- Mendesak PT. Pertamina (Persero) Patra Niaga Wilayah Sulwesi Tenggara menghentikan untuk melakukan Investigasi di SPBU Wulele. Bila mana nanti dalam Investigasi SPBU Wulele terbukti melakukan dugaan penyalahagunaan BBM maka KOMPAS meminta kepada Pemerintah Cq. PT. Pertamina (Persero) Patra Niaga Wilayah Sulwesi Tenggara agar segera mengehentikan Pasokan BBM di SPBU Wulele serta memberikan sanksi penutupan sementara selama 6 bulan sesuai UU yang berlaku
- Mendesak Polda Sultra agar memanggil dan memeriksa Owner/Pengelola SPBU Wulele Terkait adanya sejumlah dugaan penyalahgunaan BBM Subsidi dan memerintahkan TiM untuk segera melakukan Investigasi dan memeriksa CCTV dan mesin Dispenser SPBU Wulele karena terindikasi adanya dugaan Modus Modifikasi baik mesin dispenser
Selain itu, Andry menambahkan bahwa pihaknya juga meminta pihak kepolisian untuk menyelidiki CCTV SPBU yang diduga bisa saja di seting pada saat tidak aktif, kemudian tera dispenser BBM yang diduga melebihi aturan, serta penyalahgunaan QR code.
Serta menyarankan pihak Kepolisian untuk menyelidiki pengisian BBM subsidi melalui jeriken atau Bak Modifikasi oleh para pengetap dan pengisian BBM jenis Solar subsidi untuk mobil perusahaan yang mana kami ketahui hal ini tidak di rekomendasikan oleh Pemerintah Cq. Pertamina,” Pungkasnya.
Sementara pihak SPBU saat di lakukan Audiensi bersama massa Aksi di salah satu ruangan yang ada di SPBU tak banyak memberikan penjelasan, bahkan menepis semua tudingan tersebut, akan tetapi pihak SPBU bersama masa Aksi sepakat untuk di lakukannya Investigasi secara mendalam terkait adanya dugaan penyalahgunaan BBM.
Informasi terkahir, KOMPAS telah melayangkan surat pemberitahuan aksi Jilid II di Polres Kendari dan akan kembali bertandang ke SPBU Wulele yang berlamat di jalan Poros Lepo – lepo Kec- Wua wua Kota Kendari (S/d/Adm)